Rabu, 06 Januari 2010

Resume Perkulaiahan MPD Pertemuan Ke-11

Kreativitas dan Kecerdasan Emosional


Ada beberapa ahli yang mengemukkan tentang Konsep dasar dari kreativitas :
Menurut Olson, kreativitas itu merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau berkreasi. Setiap manusia diberikan akal pikiran untuk dapat mencerna sesuatu hal-hal sehingga timbul suatu hasil yang diciptakan dari pemikiran kreatif tersebut.
Menurut Churlock, Kreativitas itu adalah proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, baik gagasan maupun objek dalam suatu bentuk susunan baru. Menciptakan suatu ide baru merupakan suatu tolak ukur konsep dasar kreativitas yang dimiliki sesorang.
Menurut Evan, kreativitas itu adalah keterampilan untuk menemukan sesuatu yang baru. Memandang subjek dari perspektif yang baru, dan membentuk kombinasi yang baru dari 2 atau lebih suatu konsep. Menurut pendapat diatas maka dapat dikatakan bahwa kreativitas itu dapat dilihat dari bagaimana mengkombinasikan suatu gagasan atau ide-ide baru yang dikeluarkan dalam 2 konsep atau lebih, yang berbeda.

Kreativitas juga memiliki suatu pola dasar yaitu :
I = Imajinasi
D = Data
E = Evaluasi
A= Aksi
Arti dari kata-kata tersebut adalah imajinasi yang ada dalam pikiran akan membuat seseorang membuat suatu data/ide, gagasan baru, sebelum imaji itu di terjemahkan dalam suatu bentu tindakan maka harus di pertimbangakan dulu, diperiksa di evaluasi apa-apa saj yang hendak dilakukan. Selanjutnya adalah beraksi/melakukan imaji kita.
Seorang yang kreatif itu memiliki cirri-ciri yaitu bebas dalam berpikir, penuh daya imajinasi, bersifat selalu ingin tahu, suka pengalaman baru, penuh inisiatif, bebas dalam berpendapat, punya minat yang luas, percaya diri akan apa yang dilakukan, tidak mudah menerima dengan apa yang disuguhkan orang kepadanya sehingga ia selalu mencari suatu cara-cara baru, berani mengambil resiko, menyukai tugas yang majemuk, sifatnya ulet dan yang terakhir, orang kreatif itu tidak cepat merasa bosan bahakan bila ia sedang asik dengan dunianya, ia bias dijuluki dengan anak autis.

Penyebab dari rendahnya kreativitas adalah terlalu menekankan pada cara berpikir yang konvergen (menggangap ada jawaban atau 1 cara yang tepat untuk digunakan dalam menterjemahkan imaji itu) dan kurang wawasan yang luwes tentang bagaimana data yang sudah dihasilkan dari imaji di laksanakan secara tepat.

Daya dari kreativitas itu bisa melemah karena takut mengubah kebiasaan, takut berbuat salah dan ditertawakan, dan tidak memiliki rasa humor.
Selanjutnya kreativitas pun bisa ditingkatkan dengan cara :
1. Sebagai manusia yang diberikan akal pikiran, jelajahilah pikiran kita secara terus menerus dan terbika dengan berbagai gagasan
2. Mengembangkan pertanyaan, karena dengan begitu dapat membentuk kita untuk berpikir tidak biasa dengan pemikiran yang ada.
3. Kembangkan gagasan sebanyak-banyaknya
Pak amril said : “The best way to get good ideas is to get a lot of ideas”
Artinya, cara yang terbaik untuk mendapatkan suatu idea tau gagasan adalah untuk mendapatkan ide yang lebih banyak lagi.
4. Mengembangkan cara baru untuk melakukan sesuatu keluar dari zona AMAN. Berani mengambil resiko dengan apa yang akan dilakukan. Carilah cara-cara baru untuk mentranslatekan imaji kita dari hal-hal yang biasa atau yang aman-aman saja.
5. Gunakan imajinasi, bayangkan bagaimana orang yang sudah sukses melakukan sesuatu yang kini membuatnya sukses.
6. Isilah sumber inspiratif dengan releksasi



Kecerdasan Emosional

Sebelum membahas tentang apa yang dimaksud dengan kecerdasan emosional. Terlebih dahulu kita mengetahui tentang persepsi awal dari ‘emosi’. Menurut pandangan awam (orang dulu), emosi seringkali dianggap sebagai sesuatu yang negative, sehingga muncul anggapan tentang orang-orang yang emosional, jika terlihat ada orang yang suka marah atau situasi perasan cepat sekali berubah. Sedangkan dalam pandangan atau pola pikir konvensional bahwa emosi seringkali dianggap sebagai penghambat dalam kehidupan manusia. Dari pandangan-pandangan tersebut kita mendapat gambaran tentang emosi. Emosi menggambarkan perilaku, respon atau psikologis mengatur perasaan yang timbul karena adanya keinginan atau stimulus yang tidak terduga. Emosi pun muncul sebagai tanggapan individu atas suatu kejadian dalam lingkungan. Emosi seringkali memotivasi tindakan-tindakan, misalnya seorang anak kecil yang sedang marah, dia akan mendorong atau menendang benda yang ada di sekitarnya.
Lalu apakah ada hubungannya dengan EQ. EQ merupakan kemampuan dalam keterampilan bakat, minat dan sikap. Dan EQ juga dapat membentuk kemampuan dalam mengenali perasaan. Dalam sebuah temuan menggambarkan, kecerdasan intelektual itu diukur dengan IQ yang menyumbangkan 20% bagi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kesuksesan hidup seseorang, sedangkan 80% lainnya disumbang oleh kecerdasan lainnya seperti kecerdasan emosional.

EQ memiliki dimensi, pertama, kecakapan pribadi berhubungan dengan kemampuan mengenali diri sendiri, sadar diri, pengaturan diri dan motivasi diri). Kedua, kecakapan social berhubungan orang lain seperti Empati dan keterampilan social/interaksi dengan orang lain. Dalam kesadaran diri, mengetahui kondisi diri sendiri, kesukaan, potensi diri dan intuisi. Kesadaran emosi merupakan mengenali emosi diri sendiri dan pengaruhnya dalam diri kita. Penilaian diri secara teliti mampu mengetahui kekuatan dan keterbatasan diri. Percaya diri pun merupakan kesadaran diri yang menyakinkan kita tentang harga diri dan kemampuan diri. Dalam pengaturan diri, berhubungan dengan pengolaan kondisi impuls (kata hati) dan sumber daya diri. Pengaturan diri ada kendali diri, sifat dapat dipercaya, kewaspadaan, adaptasibilitas dan inovasi (menerima dan terbuka dari ide baru). Dalam motivasi diri, berhubungan dengan emosi yang mengatur atau memudahkan peralihan sasaran seperti dalam motivasi mencetak prestasi.

Selanjutnya, empati berhubungan dengan kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan dan kepentingan orang lain. Contohnya adalah memahami orang lain, orientasi pelayanan, mengembangkan oranglain dan mengatasi keragaman. Lalu adapula dimensi EQ yang lain yaitu keterampilan social berhubungan dengan kepandaian dalam menggugah tanggapan yang dikehendaki orang lain. Seperti pengaruh dari pendapat oranglain dengan yang akan terjadi pada diri kita, lalu dalam berkomunikasi antar sesama, membangkitkan inspirasi dan memadukan orang lain dan berhubungan dengan katalisator memulai dan mengelola perubahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar